Senin, 29 November 2010

cerpen andai dia tahu


Andai dia tahu
Aku hanya terdiam bingung apa yang harus ku pilih dia ataukah cita-citaku dan kedua orang tuaku???? Malam itu aku terbangun dari tidur ku coba pejamkan mata tapi pikiranku terus melayang berputar tak tentu arah hingga ku lirik jam dinding di kamarku 02.45. ku putuskan untuk sholat tahajjud ku mohon petunjuk pada sang maha kuasa agar aku dapat mengambil keputusan yang terbaik.
Hari ini aku akan kembali ke malang karena hari senin lusa kuliah sudah aktif kembali. Aku Syifa Nur Adilla Syahnaz, aku kuliah di malang aku sudah 3th kuliah ya semester 6 1th lagi aku wisuda. Disana aku mempunyai teman mereka baik dan saling membantu jika kita ada masalah.
          Aku mempunyai seorang sahabat bernama Naufal Ersandy Aranjaya dia kuliah di universitas yang sama dengan ku tetapi dia ada di fakultas kedokteran. Sebenarnya aku dan dia saling ada rasa tapi aku tidak mau pacaran seperti anak muda saat ini. Aku lebih memilih bersahabat. Aku sadar pacaran itu tidak ada dalam islam apalagi aku telah berjanji kepada kedua orang tuaku sebelum aku lulus dan bekerja aku tidak akan pacaran apalagi menikah. Aku hanya anak orang biasa bukan anak orng kaya yang bisa saja menghabiskan waktu dan uang mereka hanya untuk bersenang-senang termasuk untuk pacaran.
          Aku sudah lama bersahabat dengan Naufal., Naufal adalah seorang pria yang baik dia juga sopan. Meskipun telah beberapa kali menyatakan cinta tapi ku selalu menolaknya dengan halus. Bahkan dia pernah melamarku setelah tahu alasanku tidak mau pacaran tapi aku tetap menolaknya karena aku ingin menepati janjiku pada orang tuaku.
Hingga suatu hari dia menemuiku dan berkata “1 minggu lagi aku akan berangkat ke Jepang “ saat mendengar kata –kata itu aku hanya bisa diam lalu menganggukkan kepala, aku sadar aku tidak berhak untuk melarangnya. “aku dapet beasiswa untuk belajar dan praktek disana selama 1th “ “raihlah cita-citamu” “aku ingin sebelum berangkat aku melamar kamu dan kita tunangan” “aku minta maaf untuk itu aku tidak bisa” dengan berat hati aku pergi meninggalkan dia yang duduk di bawah pohon.
          “Syifa kamu apa-apaan sih kok gitu ma Naufal???” tiba-tiba Dita mengagetkanku “apa sih Dit? Pagi-pagi udah rame???” “kamu gimana sih Syif??? Kamu ma Naufal itu kayaknya emang jodoh, kamu gak takut apa kehilangan Naufal?? Kalau dia ketemu ma cewek Jepang yang putih-putih itu gimana???” “jodoh itu di tangan Allah” “hufhhh terserah deeh kalau gitu, tapi coba kamu pikir 1th kalian gak akan ketemu meskipun kalian hanya sahabat tapi diantara kalian ada cinta inget itu. Udah ku gak mau ikut campur lagi.” Aku hanya tersenyum meskipun dalam hati aku sangat takut kehilangan Naufal tapi aku ingin tepatin janji. Meskipun sakit tetap harus aku jalani.
          2 hari lagi Naufal berangkat ke Jepang tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku bingung satu sisi aku tidak ingin berpisah dengannya meskipun dia hanya sahabatku saja tapi kita berdua menyadari bahwa ada suatu rasa diantara kita berdua lalu bagimana disisi lain aku ingin menjadi anak yang sholehah untuk kedua orang tuaku. Ya allah beri aku petunjukmu jangan biarkan hambamu yang penuh dosa ini terjerumus pada lubang kemurkaan orang tua dan murkamu ya allah. Apa yang harus kulakukan???.
          Ku putuskan untuk menemui Naufal. Aku harus berbicara padanya ya mungkin lusa  dia telah berangkat dan aku tidak akan bertemu dengannya lagi. Ya allah ridhoi keputusanku ini.
          “assalamu’alaikum” “waalaikumsalam”jawab Naufal. Aku tersenyum padanya lalu dia menyuruhku masuk dan duduk “aku denger lusa kamu akan berangkat?” tanyaku memulai pembicaraan, “insyaallah” “gimana persiapannya?” “alhamdulillah sudah 75% barang-barang yang akan kubawa sudah masuk koper” “disana tinggal dimana?” “aku dan 19 mahasiswa yang lain tinggal di asrama di Okinawa” “jika musim semi disana sangat indah bunga sakuranya”aku tersenyum sambil membayangkan keindahan bunga sakura disana meskipun aku tidak pernah pergi ke jepang, “indah dilihat tapi hati ini takut kehilangan” mendengar jawaban itu aku hanya terdiam sejenak lau bertanya “maksudnya?” “kau tidak mengerti?” “tidak” “tidak usah dibahas” mendengar jawaban itu rasanya jantung ini jatuh. Kami berdua diam sejenak, tiba-tiba hpku berbunyi ada sms ‘mbak bz g’ skrng plng k bkl? Ayah sakit mbak”sms dari adikku, “Naufal aku harus pulang dulu ada keperluan?” “ya hati-hati di jalan” “assalamu’alaikum” “waalaikumsalam”
          Pikiranku tidak karuan ya allah ada apa denagan ayah mengapa aku sampai disuruh pulang???. Aku pulang ke kost dan kuberesi barang-barangku ke koper. Aku pulang ke bangkalan.
          Betapa terkejutnya aku ketika sampai di rumah ternyata ayah sudah meninggal. Rasa sedih menyelimuti keluargaku.
          Ayah adalah tulang punggung keluargaku dia yang mencari nafkah untuk ketiga anaknya dan istrinya.
          1 minggu telah berlalu jujur aku sebagai anak kedua bingung,aku masih kuliah dan adikku kelas 4 sekolah dasar. Sedangkan kakaku dia telah lulus dan  bekerja, dia juga telah berkeluarga. Ya allah cobaan apalagi ini haruskah aku berhenti kuliah lalu bekerja agar aku bisa menafkahi adik dan ibuku??? Ya allah ku mohon petunjukmu. Tiba-tiba ibu mengagetkanku “kamu kapan kembali ke malang? Kamu jangan pusing memikirkan biaya kuliah dan sekolah adikmu almarhum ayahmu mempunyai tabungan yang memang telah di persiapkan dulu untuk kamu dan adikmu” mendengar jawaban itu rasa ada secercah harapan untukku “berangkatlah besok janga terlalu lama kamu disini nanti kuliahmu gimana?” “iya bu aku berangkat besok, makasih bu tadinya aku ingin berhenti tapi mendengar kata-kata ibu barusan rasa harapan itu kembali datang”. Ibu tersenyum dan memelukku.
          Keesokan harinya aku berangkat ke malang. Setibanya disana aku teringat dengan Naufal dan baru ku sadari dia telah berangkat ke Jepang. Ya allah mengapa aku harus kehilngan dua orang yang aku sayangi. Naufal seandainya aku bisa melarang kamu pergi aku pasti akan melarangmu tapi aku sadar aku bukan siapa-siapa yang berhak melarang orang lain pergi. Biar kusimpan rasa cinta dan rindu untukmu ini entah sampai kapan. Ku harap sebelum aku wisuda nanti kamu telah kembali dan kita bisa bertemu. Semoga allah menjodohkan kita kelak tapi kalaupun kenyataannya kita tidak berjodoh aku yakin rencana allah pasti lebih indah dari pada rencana mahlukhnya

Bangkalan,21 November 2010
Nurwati septiandari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar