Kita tidak akan memahami sebaik-baiknya segala macam bunyi-ujaran bila kita tidak mengetahui sebaik-baiknya tetntang alat ucap yang menghasilkan bunyi-bunyi tersebut. Sebab itu dalam Fonologi dipelajari juga bagian-bagian tubuh yang ada sangkut-pautnya dengan menghasilkan bunyi-ujaran tersebut.
Bunyi-ujaran dihasilkan oleh berbagai macam kombinasi dari alat-ucap yang terdapat dalam tubuh manusia. Ada tiga macam alat-ucap yang perlu untuk menghasilkan suatu bunyi-ujaran, yaitu:
Udara : yang dialirkan keluar dari paru-paru.
Artikulator : bagian dari alat-ucap yang dapat digerakkan atau digeserkan untuk menimbulkan suatu bunyi.
Titik artikulasi : ialah bagian dari alat-ucap yang menjadi tujuan sentuh dari artikulator.
Dalam menimbulkan bunyi-ujaran /k/ misalnya, dapat kita lihat kerja sama antara ketiga faktor tersebut dia atas. Mula-mula udara mengalir keluar dari paru-paru, sementara itu bagian belakang lidah bergerak ke atas serta merapat ke langit-langit lembut. Akibatnya udara terhalang. Dalam hal ini belakang lidah menjadi artikulatornya, karena belakang lidah merupakan alat-ucap yang bergerak atau digerakkan, sedangkan langit-langit lembut menjadi titik artikulasinya, karena dia tidak bergerak, dia menjadi tempat tujuan atau tempat sentuh belakang lidah.
Yang termasuk alat-ucap adalah: paru-paru (tempat asal aliran udara), tenggorokan, di ujung atas tenggorokan ( laring ) terdapat pita suara. Ruang di atas pita suara hingga ke perbatasan rongga hidung disebut faring . Alat-alat ucap yang terdapat dalam rongga mulut adalah: bibir ( labium ), gigi ( dens ), lengkung kaki gigi ( alveolum ), langit-langit keras ( palatum ), langit-langit lembut ( velum ), anak tekak ( uvula) , lidah, yang terbagi lagi atas beberapa bagian yaitu: ujung lidah ( apex ), lidah bagian depan, lidah bagian belakang dan akar lidah.
Di samping rongga-rongga laring, faring dan rongga mulut sebagaimana telah disebutkan di atas, rongga hidung juga memainkan peranan yang penting dalam menghasilkan bunyi.
Disadur dari buku Tata Bahasa Indonesia oleh Dr. Gorys Keraf, Cetakan Kesepuluh, 1984—dengan perubahan seperlunya
Bukalah kaca penutup saat helm g’ kamu pakai. Jika tetep kamu tutup’ sudah pasti udara pengap dan bau beak keringat nggak akan pergi.
bersihkan setiap hari kaca helm kamu dengan lap (kalo kotor banget kondisinya). Lakukan dengan hati-hati dan perlahan lurus kebawah (tidak horizontal)
ketika menyimpan helm, perhatikan fungsi ventilasi agar tetap terbuka sehingga udara bersirkulasi dengan baik. Lubang ventilasi biasanya terletak di bagian atas. Jika tidak ada, kamu bisa lakukan hal lain dengan mengangin-anginkan helm.
poles bagian luar helm dengan pasta pengkilap secara merata. Kalo kamu rutin melakukannya warna helm akan tetap mengkilap plus debu g’ mudah nempel.
semprotkan pengharum khusus helm untuk bagian dalam. Jika tidak ada, kamu bisa gunakan pengharum baju saat menyetria.
Tentu masih ada tips lain yang bisa kamu lakukan untuk merawat helm agar nyaman dipake dan tampil menawan. But, 5 hal itu sudah cukup rasanya untuk kamu lakukan agar helm tetep bagus OKAY selamat mencoba ea……!!!
Sumber: majalah ELFATA edisi 02 vol.09 2009
Proses Pembentukan dan Karakteristik Sinyal Ucapan
Oleh : Arry Akhmad Arman
Dosen dan Peneliti di Departemen Teknik Elektro ITB
Jurusan IPA? Ehmmmmmmm, pasti banyak khan yang akan kalian fikirkan tentang jurusan ini? Entah itu jurusan favorite, jurusan yang bikin pusing dan masih banyak yang laen lagi….
Biar nggak terlalu jauh mikirnya, gimana kalau kita nanya aja sama salah satu guru kesayangan kita?
Beliau bernama Ibu Sufiah S.pd, Beliau ini dilahirkan di kota Bangkalan pada tanggal 1 juni 1979. Ibu yang memang menyukai hitung-menghitung sejak kecil ini, memberikan alasannya, menurut Beliau, jurusan IPA memiliki kedudukan yang sama dengan jurusan yang lainnya, hanya dibidang hitung-menghitung saja yang perlu ditingkatkan. Selain itu Beliau juga memberikan tips buat kita agar tidak menganggap sulit jurusan IPA, antara lain: Menguasai konsep dasar dari matematika dan konsep dasar Al-jabar. Dan kuncinya adalah: Penguasaan materi, Kemampuan membahas soal, dan menganalisa soal. Beliau juga mempunyai prinsip kalau sebenarnya “Fisika itu mudah, tidak ada yang sulit, hanya kalian yang menganggap sulit”
Ibu Sufiah juga nggak lupa lohh ngasi nasehat buat kita, nasehat dari beliau adalah disiplin dan banyak latihan soal.
Nah temen-temen, uda tau banyak khan tentang jurusan IPA gimana????????
Ambil positifnya aja yahhhhhhh???????
By: Fadil in RESPONS
{ Ini diterbitkan di majalah RELIEF majalah MAN Bangkalan. }
PENDAHULUAN Tujuan para generasi muda mempelajari pendidikan kewarganegaraan untuk menyadarkan kita bahwa semangat perjuangan bangsa yang merupakan kekuatan mental spiritual telah melahirkan kekuatan yang luar biasa dalam masa perjuangan fisik, sedangkan dalam menghadapi globalisasi untuk mengisi kemerdekaan kita memerlukan perjuangan non fisik sesuai dengan bidang profesi masing2. Perjuangan ini dilandasi oleh nilai2 perjuangan bangsa sehingga kita tetap memiliki wawasan dan kesadaran bernegara, sikap dan prilaku yang cinta tanah air dan mengutamakan persatuan serta kesatuan bangsa dalam rangka bela negara demi tetap utuh dan tegaknya NKRI. Dengan itu kita sebagai generasi muda diharapkan menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku cinta tanah air dan bersendikan kebudayaan, wawasan nusantara serta ketahanan nasional dalam diri para mahasiswa sebagai calon sarjana yang sedang mengkaji dan akan menguasai IPTEK dan seni. ISI PEMBAHASAN Pengertian Tentang Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan yang dahulu dikenal dengan Pendidikan Kewiraan, adalah materi perkuliahan yang menyangkut pemahaman tentang persatuan dan kesatuan, kesadaran warga Negara dalam bernegara, serta pendidikan bela Negara yang tertuang dalam suatu Surat Keputusan Dirjen Dikti No. 267/DIKTI/2000. Dalam Pendidikan Kewarganegaraan dengan sendirinya juga di kembangkan kemampuan kepribadian dan kemampuan intelektual dalam bidang politik, hokum, kemasyarakatan filsafat dan budaya.Materi tersebut antara lain membahas tentang demokrasi, hak asasi manusia, lingkungan social budaya, ekonomi serta pertahanan dan keamanan. Dalam Pendidikan Kewarganegaraan materi disajikan secara objektif dan ilmiah dan tanpa unsure doktriner.
Oleh karena itu materi Pendidikan Kewarganegaraan pada hakikatnya tidak bersifat militeristik, objektif dan ilmiah.
Dalam UU No. 2 Tahun 1998 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 39 (2), dinyatakan bahwa disetiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan. Materi pokok Pendidikan Kewarganegaraan adalah tentang hubungan antar warganegara dan Negara serta pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN). Dalam pelaksanaannya selama ini , pada jenjang Pendidikan Dasar sampai dengan Pendidikan Menengah, Pendidikan Kewarganegaraan digabung dengan Pendidikan Pancasila menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN). Sedangkan di Perguruan Tinggi , Pendidikan Kewarganegaraan dikenal dengan Pendidikan Kewiraanyang lebih menekankan pada Pendidikan Pendahuluan Bela Negara Dasar Pemikiran Pendidikan Kewarganegaraan:
Bahwa pendidikan nasional yg berakar pada kebudayaan Bangsa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa, mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berkualitas mandiri sehingga mampu membangun dirinya dan masyarakat sekelilingnya serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan nasional & bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Jiwa politik, rasa cinta tanah air, semangat kebangsaan, kesetiakawanan sosial, kesadaran pd sejarah bangsa, dan sikap menghargai jasa para pahlawan di kalangan mahasiswa hendak dipupuk melalui pendidikan kewarganegaraan.
Kompetensi yg dihadapkan: Pendidikan kewarganegaraan yg berhasil akan membuahkan sikap mental yg cerdas, penuh rasa tanggung jawab dari peserta didik. Sikap ini disertai dgn perilaku:
Beriman & bertakwa kepada Tuhan YME & menghayati nilai-nilai falsafah bangsa
Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam bermasyarakat, berbangsa dan beragama
Rasional, dinamis, dan sadar akan hak & kewajiban sebagai warga negara
Bersifat profesional, yg dijiwai oleh kesadaran bela negara.
Aktif memanfaatkan ilmu pengetahuan & teknologi serta seni untuk kepentingan kemanusiaan, bangsa, dan negara.
Selain itu diharapkan semua rakyat Indonesia memiliki wawasan kesadaran bernegarauntuk bela negara dan memiliki pola pikir, pola sikap dan prilaku sebagai pola tindak yg cinta tanah air berdasarkan Pancasila, semua itu diperlukan demi tetap utuh & tegaknya NKRI. Untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku cinta tanah air dan bersendikan kebudayaan, wawasan nusantara serta ketahanan nasional dalam diri para mahasiswa sebagai calon sarjana yang sedang mengkaji dan akan menguasai IPTEK dan Seni.
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
1. Tujuan Umum. Memberikan pengetahuan dan kemampuan dasar kepada mahasiswa mengenai hubungan antara warganegara dengan negara, hubungan antara warganegara dengan warganegara, dan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara agar menjadi warganegara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara. 2. Tujuan Khusus. Agar mahasiswa memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban secara santun, jujur dan demokratis serta ikhlas sebagai Warganegara Republik Indonesia yang terdidik dan bertanggung jawab. a. Agar mahasiswa menguasai dan memahami berbagai masalah dasar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta dapat mengatasi dengan pemikiran kritis dan bertanggung jawab yang berlandaskan Pancasila, Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional. b. Agar mahasiswa memiliki sikap perilaku sesuai nilai-nilai kejuangan, cinta tanah air, rela berkorban bagi nusa dan bangsa. KESIMPULAN Sebagai bangsa Indonesia kita harus menanamkan rasa cinta tanah air dan menjadi warga negara yang sadar dan mengenal wawasan nusantara untuk dapat mengisi kemerdekaan dengan menjadi warga yang beradab dan memahami nilai cinta tanah air
adalah penggabungan antara dua kata 'psikologi' dan 'linguistik'. Psikolinguistik mempelajari faktor-faktor psikologis dan neurobiologis yang memungkinkan manusia mendapatkan, menggunakan, dan memahami bahasa. Kajiannya semula lebih banyak bersifat filosofis, karena masih sedikitnya pemahaman tentang bagaimana otak manusia berfungsi. Oleh karena itu psikolinguistik sangat erat kaitannya dengan psikologi kognitif. Penelitian modern menggunakan biologi, neurologi, ilmukognitif, dan teoriinformasi untuk mempelajari cara otak memroses bahasa.
Psikolinguistik meliputi proses kognitif yang bisa menghasilkan kalimat yang mempunyai arti dan benar secara tata bahasa dari perbendaharaan kata dan struktur tata bahasa, termasuk juga proses yang membuat bisa dipahaminya ungkapan, kata, tulisan, dan sebagainya. Psikolinguistik perkembangan mempelajari kemampuan bayi dan anak-anak dalam mempelajari bahasa, biasanya dengan metoda eksperimental dan kuantitatif (berbeda dengan observasi naturalistik seperti yang dilakukan Jean Piaget dalam penelitiannya tentang perkembangan anak).
Area studi
Psikolinguistik bersifat interdisipliner dan dipelajari oleh ahli dalam berbagai bidang, seperti psikologi, ilmu kognitif, dan linguistik. Psikolinguistik adalah perilaku berbahasa yang disebabkan oleh interaksinya dengan cara berpikir manusia. Ilmu ini meneliti tentang perolehan, produksi dan pemahaman terhadap bahasa[1]. Ada beberapa subdivisi dalam psikolinguistik yang didasarkan pada komponen-komponen yang membentuk bahasa pada manusia.
Fonetik dan fonologi mempelajari bunyi ucapan. Di dalam psikolinguistik, penelitian terfokus pada bagaimana otak memproses dan memahami bunyi-bunyi ini.
Morfologi mempelajari struktur kalimat, terutama hubungan antara kata yang berhubungan dan pembentukan kata-kata berdasarkan pada aturan-aturan.
Sintaks mempelajari pola-pola yang menentukan bagaimana kata-kata dikombinasikan bersama membentuk kalimat
Semantik berhubungan dengan makna dari kata atau kalimat. Bila sintaks berhubungan dengan struktur formal dari kalimat, semantik berhubungan dengan makna aktual dari kalimat.
Pragmatik berhubungan dengan peran konteks dalam penginterpretasian makna.
Studi tentang cara mengenali dan membaca kata meneliti proses yang tercakup dalam perolehan informasi ortografik, morfologis, fonologis, dan semantik dari pola-pola dalam tulisan.
Menurut urutan proses tejadinya bunyi bahasa, jenis fonetik dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Fonetik Artikulatoris
2. Fonetik Akustik
3. Fonetik Audiotoris
1. Fonetik Artikulatoris disebut juga fonetik organis atau fonetik fisiologis, mempelajari bagaimana mekanisme alat- alat bicara manusia bekerja dalam menghasilkan bunyi bahasa serta bagaimana bunyi itu diklasifikasikan.
2. Fonetik Akustik mempelajari bunyi bahasa sebagai peristiwa fisis atau fenomena alam. Bunyi bunyi itu diselidiki melalui frekuensi getarannya, amplitudonya, intensitasnya dan timbernya.
3. Fonetik Auditoris mempelajari bagaimana mekanisme penerimaan bunyi bahasa itu oleh telingta kita.
ASIMILASI
Peristiwa berubahnya sebuah bunyi menjadi bunyi yang lain sebagai akibat dari bunyi yang ada dilingkungannya sehingga bunyi itu menjadi sama atau mempunyai cirri – cirri yang sama dengan bunyi yang mempengaruhinya. Umpamanya kata sabtu dalam bahasa Indonesia lazim diucapkan(saptu )dimana bunyi B berubah menjadi P sebagai akibat pengaruh bunyi P, bunyi B adalah bunyi hambat bersuara sedangkan bunyi T adalah bunyi hambat tak bersuara, oleh karena itu bunyi B yang bersuara iru karena engaruh bunyi T yang tak bersuara berubah menjadi bunyi P yang juga tidak bersuara.
Jika perubahan itu menyebabkan berubahnya identitas sebuah fonem maka perubahan itu disebut asimilasi fonemis.
KLASIFIKASI VOKAL DAN KONSONAN
1. Bunyi vocal
biasanya diklasifikasikan dan diberi nama berdasarkan possisi lidah dan bentuk mulut. Posisi lidah bias bersifat vertical dan horizontal, secara vertical dibedakan dengan adanya vocal tinggi dan vocal rendah secara horizontal dibedakan adanya vocal depan dan vocal belakang.
Menurut bentuk mulut dibedakan adanya vocal bundar dan vocal tak bundar. Disebut vocal bundar karena bentuk mulut membundar ketika mengucapkan vocal itu misalnya: O dan U, disebut vocal tak bundar karena bentuk mulut tidak membundar melainkan melebar pada waktu mengucapkan vocal tersebut misalnya: vocal I dan E.
2. Bunyi – bunyi konsonan biasanya dibedakan berdasarkan 3 patokan atau criteria yaitu possisi pita suara, tempat artikulasi dan cara artikulasi. Dengan 3 kriteria itu juga orang member nama akan konsonan itu.
Berdasarkan posisi pita suara dibedakan adanya bunyi bersuara dan tak bersuara
1. Bunyi bersuara terjadi apabila pita suara hanya terbuka sedikit, sehingga terjadilah getaran pada pita suara itu. Yang termasuk bunyi bersuara antara lain: bunyi B,D,G dan C.
2. Bunyi tidak bersuara terjadi apabila pita suara terbuka agak lebar, sehingga tidak ada getaran pada pita suara. Yang temasuk bunyi tidak bersuara, antara lain: bunyi S,K,P dan T.
ALAT – ALAT SUARA
Dalam fonetik artikulatoris hal – hal pertama yang harus dibicarakan adlah alat ucap manusia untuk menghasilkan bunyi bahasa. Sebenarnya alat yang digunakan untuk menhasilkan bunyi bahasa ini mempun yai fungsi utama lain yang besifat biologis. Misalnya, paru – paru untuk bernafas, lidah untuk mengecap dan gigi untuk mengunyah. Namun secara kebetulan alat – alat itu digunakan juga untuk berbicara
Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang
berdampak pada produktivitas dan dapat menurunkan Sumber Daya Manusia.
Penyakit ini tidak hanya berpengaruh secara individu, tetapi sistem kesehatan
suatu negara. Walaupun belum ada survei nasional, sejalan dengan perubahan
gaya hidup termasuk pola makan masyarakat Indonesia diperkirakan penderita
DM ini semakin meningkat, terutama pada kelompok umur dewasa keatas
pada seluruh status sosial ekonomi. Saat ini upaya penanggulangan penyakit
DM belum menempati skala prioritas utama dalam pelayanan kesehatan,
walaupun diketahui dampak negatif yang ditimbulkannya cukup besar antara
lain komplikasi kronik pada penyakit jantung kronis, hipertensi, otak, sistem
saraf, hati, mata dan ginjal.
DM merupakan salah satu penyakit degeratif, dimana terjadi gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein serta ditandai dengan tingginya
kadar gula dalam darah (hiperglikemia) dan dalam urin (glukosuria).
II. Apa penyebab Diabetes Mellitus ?
DM atau kencing manis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh karena
peningkatan kadar gula dalam darah (hiperglikemi) akibat kekurangan hormon
insulin baik absolut maupun relatif. Absolut berarti tidak ada insulin sama
sekali sedangkan relatif berarti jumlahnya cukup/memang sedikit tinggi atau
daya kerjanya kurang. Hormon Insulin dibuat dalam pancreas. Ada 2 macam
type DM :
1. DM type I. atau disebut DM yang tergantung pada insulin. DM ini
disebabkan akibat kekurangan insulin dalam darah yang terjadi karena
kerusakan dari sel beta pancreas. Gejala yang menonjol adalah terjadinya
sering kencing (terutama malam hari), sering lapar dan sering haus,
sebagian besar penderita DM type ini berat badannya normal atau kurus.
Biasanya terjadi pada usia muda dan memerlukan insulin seumur hidup.
2. DM type II atau disebut DM yang tak tergantung pada insulin. DM ini
disebabkan insulin yang ada tidak dapat bekerja dengan baik, kadar
insulin dapat normal, rendah atau bahkan bahkan meningkat tetapi fungsi
insulin untuk metabolisme glukosa tidak ada/kurang. Akibatnya glukosa
dalam darah tetap tinggi sehingga terjadi hiperglikemia, 75% dari
penderita DM type II dengan obersitas atau ada sangat kegemukan dan
biasanya diketahui DM setelah usia 30 tahun.
Kegemukan atau obesitas salah satu faktor penyebab penyakit DM, dalam
pengobatan penderita DM, selain obat-obatan anti diabetes, perlu ditunjang
dengan terapi diit untuk menurunkan kadar gula darah serta mencegah
komplikasi-komplikasi yang lain.
III. Apa gejala-gejala orang menderita DM ?
Gejala klinis yang khas pada DM yaitu “Triaspoli” polidipsi (banyak minum),
poli phagia (banyak makan) & poliuri (banyak kencing), disamping disertai
dengan keluhan sering kesemutan terutama pada jari-jari tangan, badan terasa
lemas, gatal-gatal dan bila ada luka sukar sembuh. Kadang-kadang BB
menurun secara drastis.
Untuk mengetahui apakah seorang menderita DM yaitu dengan memeriksakan
kadar gula darah. Kadar gula darah normal adalah :
Pada saat : Puasa (nuchter) : 80 - < 110 mg/dl
Setelah makan : 110 - < 160 gr/dl
Penyulit/Komplikasi
Jika kadar gula darah terus menerus tinggi ini berarti tidak terkontrol, lama
kelamaan akan timbul penyulit (komplikasi) yang pada dasarnya terjadi pada
semua pembuluh darah misalnya : pembuluh darah otak (stroke), pembuluh
darah mata (dapat terjadi kebutaan), pembuluh darah ginjal (GGKhemodialisa)
dll. Jika sudah terjadi penyulit ini maka usaha untuk menyembuhkan keadaan tersebut kearah normal sangat sulit. Oleh karena itu,usaha pencegahan dini untuk penyulit tersebut diperlukan dan diharapkansangat bermanfaat untuk menghindari terjadinya berbagai hal yang tidakmenguntungan.
IV. Bagaimana mencegah dan mengobati DM ?
DM dapat dicegah dengan menerapkan hidup sehat sedini mungkin yaitu
dengan mempertahankan pola makan sehari-hari yang sehat dan seimbang
dengan meningkatkan konsumsi sayuran, buah dan serat, membatasi makanan
yang tinggi karbohidrat, protein dan lemak, mempertahankan BB yang normal
sesuai dengan umur dan tinggi badan (TB) serta olah raga (OR) teratur sesuai
umur & kemampuan.
Tujuan pengobatan penderita DM ialah: Untuk mengurangi gejala,
menurunkan BB bagi yang kegemukan & mencegah terjadinya komplikasi.
1. Diit
Penderita DM sangat dianjurkan untuk menjalankan diit sesuai yang
dianjurkan, yang mendapat pengobatan anti diuretik atau insulin, harus
mentaati diit terus menerus baik dalam jumlah kalori, komposisi dan
waktu makan harus diatur. Ketaatan ini sangat diperlukan juga pada saat :
undangan/pesta, melakukan perjalanan, olah raga (OR) dan aktivitas lain .
2. Obat-obatan
Tablet/suntikan anti diabetes diberikan, namun therapy diit tidak boleh
dilupakan dan pengobatan penyulit lain yang menyertai /suntikan insulin.
3. Olah Raga
Dengan olahraga teratur sensitivitas sel terhadap insulin menjadi lebih
baik, sehingga insulin yang ada walaupun relatif kurang, dapat dipakai
dengan lebih efektif. Lakukan olahraga 1-2 jam sesudah makan terutama
pagi hari selama ½ - 1 jam perhari minimal 3 kali/minggu.
Penderita DM sebaiknya konsultasi gizi kepada dokter atau nutritionis (ahli
gizi) setiap 6 bulan sekali untuk mengatur pola diit dan makan guna
mengakomodasikan pertumbuhan dan perubahan BB sesuai pola hidup.
V. Penatalaksanaan Gizi pada penderita DM
1) Penilaian kondisi pasien.
a. Status gizi :
penilaian status gizi dengan menghitung Indek Masa
Tubuh (IMT) = BB(kilogram)/TB2(meter) untuk melihat apakah
penderita DM mengalami kegemukan/obesitas, normal atau kurang
gizi. IMT normal pada orang dewasa antara 18,5-25.
b. Toleransi glukosa.
Dengan memberikan kadar gula darah (glukosa) apakah dalam batasbatas
toleransi normal (terkontrol). Biasanya diperiksa gula darah
puasa dan 2 jam setelah makan, gula darah sewaktu dan HbAc. Selain
itu juga diperiksa kadar gula dalam urin.
c. Komplikasi lain.
Pemeriksaan klinis dan laboratorium lebih lanjut perlu dilakukan bila
untuk mengetahui apakah sudah ada komplikasi baik akut atau kronik
seperti kadar gula darah selalu rendah atau bahkan selalu tinggi,
komplikasi ke penyakit jantung, ginjal, hati, pembuluh darah, saraf
atau mata.
2) Perencanaan Diit dan mendidik pasien DM
Mendidik pasien DM bertujuan agar pasien tersebut dapat mengontrol gula
darah, mengurangi komplikasi dan meningkatkan kemampuan untuk
merawat diri sendiri. Perencanaan diit bertujuan agar cukup asupan kalori,
protein, lemak, asam mineral dan serat serta air dengan frekuensi makan
sepanjang hari disesuaikan dengan pemberian obat anti diabetes atau
injeksi insulin. Selain itu kebutuhan kalori dan serat gizi lain disesuaikan
dengan status gizi dan kondisi kesehatan penderita DM (misalnya bila
disertai hipertensi atau tekanan darah tinggi, harus mengikuti diit rendah
garam). Perencanaan diit dapat menggunakan daftar penukar bahan
makanan, sehingga penderita DM dapat menggunakan daftar itu sendiri.
3) Olah Raga
Penderita DM dianjurkan untuk melakukan olahraga secara teratur 3-4
kali/minggu, setidaknya 20-30 menit (misalnya jalan kaki cepat, senam).
Untuk memperbaiki aktivitas insulin. Selain itu olahraga membantu
Penurunan BB pada penderita gemuk atau obesitas. Bila melakukan
olahraga berat sebaiknya sebelum, selama dan sesudah olahraga
memonitor kadar gula darah, khususnya untuk DM type I, guna
menentukan kebutuhan insulin dan asupan makanan harus disesuaikan.
Bila melakukan olahraga ringan, tidak perlu mengatur kebutuhan insulin,
cukup snack kecil sebelum olahraga pada gula darah < 80mg/dl. Untuk
olahraga yang lama snack diperlukan setiap ½ - 1 jam. Pada olahraga berat
dan lama seperti ski lintas alam, dosis insulin perlu diturunkan untuk
mencegah hipoglikemia (kadar gula darah turun). Pada penderita DM
dianjurkan memperbanyak cairan sebelum, selama dan sesudah olahraga
untuk mencegah dehidrasi.
VI. Apa bahayanya penderita DM ?
Penyakit DM dapat menimbulkan berbagai komplikasi yang membahayakan
jiwa maupun mempengaruhi kualitas hidup seseorang.
Komplikasi akut
1. Komplikasi akut yang paling berbahaya adalah terjadinya hipoglikemia
(kadar gula darah sangat rendah), karena dapat mengakibatkan koma (tidak
sadar) bahkan kematian bila tidak cepat ditolong. Keadaan hipoglikemia
ini biasanya dipicu karena penderita tidak patuh dengan jadwal makanan
(diit) yang telah ditetapkan, sedangkan penderita tetap minum obat anti
diabetika atau mendapatkan infeksi insulin. Gejala-gejala terjadinya
hipoglikemia adalah rasa lapar, lemas, gemetar, sakit kepala, keringat
dingin dan bahkan sampai kejang-kejang.
2. Koma pada penderita DM juga dapat disebabkan karena tingginya kadar
gula dalam darah, yang biasanya dipicu adanya penyakit infeksi atau
karena penderita DM tidak minum obat/mendapatkan insulin sesuai dosis
yang dianjurkan. Gejala dari hiperglikemia adalah rasa haus, kulit hangat
dan kering, mual dan muntah, nyeri abdomen, pusing dan poliuria.
Karena sulit untuk membedakan komplikasi karena hipo atau hiperglikemia,
maka dianjurkan kalau ada gejala-gejala seperti diatas pada penderita DM,
lebih baik segera ditolong dengan diberikan air gula atau permen, kemudian
penderita segera dikirim ke Rumah Sakit.
Komplikasi Kronis
Bila sudah terjadi komplikasi yang mengakibatkan tingginya kadar gula darah
dalam waktu lama seperti gangguan pada saraf, mata, hati, jantung, pembuluh
darah dan ginjal, selain upaya menurunkan kadar gula darah dengan obat
antibiotik/insulin dan terapi diit, perlu pengobatan untuk komplikasinya. Diit
juga ditujukan untuk mengurangi/menyembuhkan komplikasi tersebut
(misalnya kadar kolesterol juga tinggi, diit diarahkan juga untuk menurunkan
kadar kolesterol tersebut).
VII. Apa kaitan gizi dengan diabetes mellitus ?
DM adalah gangguan metabolisme karbohidrat yang merupakan salah satu
unsur zat gizi makro. Gangguan metabolisme ini juga menyebabkan gangguan
metabolisme zat gizi lain yaitu protein, lemak, vitamin, dan mineral yang
mana proses metabolisme tubuh itu saling berinteraksi antar semua unsur zat
gizi. Oleh karena itu, DM adalah merupakan salah satu dari “Nutrition Related
Disease” dimana gangguan salah satu metabolisme zat gizi dapat
menimbulkan penyakit.
Terapi diit adalah penatalaksanaan gizi paling penting pada penderita DM.
Tanpa pengaturan jadwal dan jumlah makanan serta kualitas makanan
sepanjang hari, sulit mengontrol kadar gula darah agar tetap dalam batas
normal.
Bila dibiarkan dalam jangka waktu lama, akan mengakibatkan komplikasi baik
akut atau kronis, yang pada akhirnya dapat membahayakan keselamatan
penderita DM sendiri atau mempengaruhi produktivitas kerja. (contoh: pada
penderita DM yang mengalami luka gangren yang harus diamputasi karena
kadar gulanya selalu tinggi sehingga lukanya tidak dapat sembuh).
VIII. Apa manfaat konsultasi gizi ?
Klinik gizi memberikan pelayanan konsultasi gizi bagi pasien yang
membutuhkan terapi diit termasuk penderita DM. Disini penderita DM diajak
untuk mengenal dirinya sendiri dan mampu memilih menu makanan sesuai
kebutuhan dirinya.
Klinik gizi DepkesRI merupakan salah satu bagian layanan dari Poliklinik
DepkesRI yang melayani konsultasi gizi setiap hari (Senin – Jumat jam 09.00
– 13.00 à lihat leaflet). Data dari bulan Januari s/d Desember 2002
menunjukkan bahwa 13,5 % (22 orang) dari 163 pengunjung adalah penderita
DM dan menempati urutan ke empat dari seluruh jenis penyakit. Hal ini
menunjukkan bahwa ternyata banyak karyawan/karyawati DepkesRI
menderita Diabetes Mellitus.
Hal ini merupakan peringatan untuk selalu menerapkan pola makan mengacu
pada gizi seimbang, melakukan olahraga teratur, agar terhindari dari penyakit
DM.
IX. Penutup
Penyakit DM ini tidak dapat disembuhkan, tetapi dengan kemauan keras
penyakit ini dapat dikendalikan dan dengan berbekal pengetahuan yang cukup
dan keinginan yang kuat maka DM ini bukan penyakit yang menakutkan.